• Best Gaming Esports

Palworld Balas Gugatan Nintendo, Klaim Bukan Satu-satunya yang Meniru Paten

Jadwalesports.com – Perang panas antara developer indie Pocketpair, pencipta game fenomenal Palworld, dan raksasa industri game Nintendo, kini memasuki babak baru. Setelah sebelumnya Nintendo menggugat Pocketpair atas dugaan pelanggaran hak cipta karena dianggap “meniru” desain dan konsep Pokémon, kini Pocketpair melawan balik secara hukum.

 

Dalam gugatan balik dan pernyataan publiknya, Pocketpair mengklaim bahwa mereka bukan satu-satunya game yang menggunakan konsep monster collection dan tidak melanggar paten eksklusif milik Nintendo. Bahkan, mereka menyebut bahwa banyak game serupa yang tak pernah digugat, menimbulkan dugaan adanya sikap pilih kasih dari pihak Nintendo.

 

Apakah ini bentuk perlawanan serius dari developer kecil terhadap dominasi raksasa industri? Atau sekadar upaya bertahan dari gempuran hukum yang bisa menjatuhkan mereka? Mari kita telaah lebih dalam.

Palworld games

Latar Belakang Perseteruan: Palworld vs Pokémon

 

Palworld adalah game aksi survival open-world dengan sistem penangkapan monster yang sangat mirip Pokémon—namun dengan twist unik: para monster (disebut “Pals”) bisa digunakan untuk membangun, bertarung, bahkan menggunakan senjata api. Game ini sempat viral di awal 2024 karena gameplay-nya yang “gila” dan visualnya yang memancing nostalgia Pokémon, tapi dengan nuansa dewasa, gelap, dan kadang absurd.

 

Kesuksesan Palworld di platform Steam dan Xbox Game Pass memantik reaksi keras dari komunitas penggemar Pokémon dan bahkan pihak Nintendo sendiri. Pada Januari 2024, Nintendo menyatakan bahwa mereka tengah menyelidiki dugaan pelanggaran hak cipta dan siap mengambil tindakan hukum.

 

Hingga akhirnya, pada Maret 2025, Nintendo secara resmi menggugat Pocketpair di Jepang atas dasar:

 

  • Pelanggaran hak cipta desain karakter Pokémon
  • Pelanggaran paten gameplay dasar monster-collection dan evolusi
  • Pencemaran merek secara tidak langsung (brand confusion)

 

Pocketpair Melawan: “Kami Tidak Sendirian”

 

Tidak tinggal diam, Pocketpair akhirnya mengajukan gugatan balik dan menyampaikan bantahan hukum secara resmi di Tokyo District Court pada awal Mei 2025. Dalam pernyataan resminya, Pocketpair menegaskan bahwa:

 

“Kami tidak melanggar hak cipta Nintendo. Palworld adalah karya orisinal yang terinspirasi dari banyak game sebelumnya. Genre ‘monster collecting’ bukan milik eksklusif satu perusahaan. Jika kami diserang, maka banyak game lain pun seharusnya diperlakukan sama.”

 

Dalam dokumen pengajuan gugatan balik, Pocketpair menyampaikan beberapa poin penting:

 

  1. Monster-collection Bukan Monopoli Pokémon

Pocketpair berargumen bahwa sejak lama, genre “tangkap dan latih monster” telah hadir dalam berbagai bentuk. Mereka menyebut beberapa game yang menggunakan konsep serupa:

 

  • Digimon (Bandai Namco)
  • Monster Rancher (Koei Tecmo)
  • Temtem (Crema)
  • Dragon Quest Monsters (Square Enix)

 

Nexomon, Monster Sanctuary, dan puluhan game indie lain

 

Jika Nintendo mengklaim memiliki eksklusivitas atas genre ini, maka banyak game lain juga akan terkena imbasnya. Pocketpair menyebut bahwa Palworld menawarkan sistem yang berbeda secara mendasar, khususnya dalam elemen open-world sandbox, crafting system, dan combat dengan senjata api, yang tidak ada dalam Pokémon.

 

  1. Desain Karakter Tidak Sama, Hanya Sama-sama Lucu

Nintendo menuding bahwa beberapa desain monster dalam Palworld meniru desain Pokémon secara langsung. Namun, Pocketpair membantah keras hal ini.

 

Mereka menegaskan bahwa semua desain Palworld dibuat oleh tim internal dengan arahan visual yang jelas: “Monster yang menggabungkan elemen fantasi dan realisme, dengan pendekatan desain semi-anatomis.”

 

Pocketpair juga menyewa ahli desain visual independen untuk membuat analisis perbandingan, yang menunjukkan bahwa tidak ada kesamaan substansial antara Pal dan Pokémon, kecuali pada elemen “keimutan” yang memang umum dalam genre ini.

 

  1. Nintendo Bersikap Tidak Adil

Pocketpair juga menyampaikan kritik terhadap Nintendo, menyebut bahwa perusahaan tersebut:

 

“Hanya memilih target yang sedang naik daun untuk dijadikan contoh agar menakuti developer kecil lainnya.”

 

Dalam kata lain, Pocketpair merasa bahwa Nintendo menggunakan posisi dominannya untuk mengintimidasi kompetitor yang potensial, bukan karena benar-benar terjadi pelanggaran.

 

Mereka juga menyebut bahwa tidak ada tindakan terhadap game lain seperti Temtem atau Nexomon yang menggunakan sistem dan gaya visual lebih mirip Pokémon daripada Palworld.

 

Opini Publik: Terbelah

 

Sejak awal munculnya gugatan Nintendo terhadap Palworld, opini publik langsung terbagi dua:

 

  • Pihak yang Membela Palworld

 

Mereka melihat Palworld sebagai wujud kreativitas baru dalam genre monster battle, yang berani keluar dari pakem Pokémon.

 

Banyak gamer menganggap Nintendo terlalu protektif dan konservatif terhadap IP mereka, bahkan dalam kasus-kasus yang tidak terlalu jelas.

 

Palworld dianggap membawa “angin segar” dengan sistem survival dan senjata, sesuatu yang Pokémon tidak berani eksplorasi.

 

  • Pihak yang Mendukung Nintendo

 

Desain monster dalam Palworld memang terkesan mirip, bahkan terlalu dekat dengan beberapa Pokémon populer.

 

Penggunaan mekanisme penangkapan, pertempuran tim, dan elemen evolusi memang identik dengan Pokémon.

 

Nintendo dianggap berhak melindungi IP-nya dari peniruan, apalagi jika itu mendulang keuntungan besar tanpa izin.

Baca juga :

Pengamat Hukum: Kasus Ini Akan Jadi Preseden

 

Banyak ahli hukum kekayaan intelektual di Jepang dan Amerika Serikat memperhatikan kasus ini dengan seksama. Menurut beberapa di antaranya, hasil gugatan ini berpotensi menjadi preseden hukum penting bagi industri game.

 

  • Beberapa Pandangan Pengamat:

 

Shunichi Yamada (pengacara IP, Tokyo):

“Jika Nintendo menang, maka banyak game dalam genre serupa akan terancam. Tapi jika Pocketpair menang, maka batas perlindungan hak cipta desain karakter akan makin ketat.”

 

  • Rachel Cohen (pakar hukum game, UCLA):

 

“Yang diuji bukan hanya desain visual, tapi juga narasi dominasi genre. Ini bisa membuka pintu bagi banyak developer indie untuk lebih bebas berinovasi.”

 

  • James Sterling (jurnalis game):

 

“Ini adalah pertarungan antara sistem lama dengan semangat baru. Siapa pun yang menang, dampaknya akan besar.”

 

Dampak terhadap Industri Game dan Developer Indie

 

Kasus ini bukan hanya soal dua perusahaan, tapi mencerminkan ketegangan antara inovasi vs perlindungan IP. Jika Pocketpair berhasil menang, ini akan memberikan angin segar bagi developer indie yang selama ini takut bersaing di ranah yang “dikuasai” oleh raksasa seperti Nintendo.

 

Namun jika Nintendo menang, maka perusahaan besar lain mungkin akan lebih berani menggunakan jalur hukum untuk mengunci genre tertentu atas nama paten atau hak cipta.

 

Palworld sendiri telah membuktikan bahwa pemain menginginkan sesuatu yang berbeda dari formula Pokémon yang telah berjalan lebih dari dua dekade tanpa banyak perubahan besar.

 

Perang Legal yang Baru Dimulai

 

Palworld bukan hanya game yang viral karena konsep absurd dan visual unik. Kini, ia menjadi simbol perlawanan kecil terhadap dominasi raksasa. Dengan mengajukan gugatan balik dan menyatakan bahwa “kami bukan satu-satunya yang meniru, dan bahkan tidak meniru”, Pocketpair mengambil langkah berani dalam mempertahankan karyanya.

 

Apakah mereka akan menang? Masih terlalu dini untuk menilai. Tapi yang jelas, kasus ini akan menjadi momen penting dalam sejarah hukum industri game, dan siapa pun yang menang, akan mengubah lanskap pengembangan game dalam waktu lama.

 

Yang jelas, industri game kini menyaksikan: Palworld vs Pokémon bukan hanya pertarungan monster, tapi juga pertarungan gagasan, hak, dan masa depan kreativitas.