
Astralis di Ambang Kebangkitan? Fusion Esports Group Ambil Alih Organisasi Legendaris CSGO
jadwalesports.com – Kalau ngomongin Astralis, e-sport CSGO, rasanya nggak mungkin dilewatkan dari daftar tim paling berpengaruh sepanjang sejarah Counter-Strike. Tim asal Denmark ini bukan cuma juara dunia empat kali, tapi juga mengubah cara orang melihat e-sports, khususnya di Eropa.
Tapi perjalanan Astralis nggak selalu mulus. Dari masa kejayaan penuh trofi, penurunan performa, sampai isu penjualan organisasi, semua pernah mereka lalui. Kalau dipikir-pikir, cerita Astralis ini mirip roller coaster: naik, turun, tapi selalu jadi sorotan.
Sejarah Awal Astralis
Astralis lahir pada Januari 2016 setelah pemain utama dari Team SoloMid (TSM) keluar dan membentuk organisasi sendiri. Saat itu, langkah ini dianggap berani karena jarang ada pemain yang bikin organisasi independen.
Nama Astralis sendiri diambil dari tim CSGO lama asal Denmark. Dengan branding yang fresh, tim ini langsung dikenal karena gaya main disiplin, strategi detail, dan komposisi pemain yang solid.
Masa Kejayaan: Era Device dan Gengnya
Puncak kejayaan Astralis terjadi antara 2017–2019. Dengan roster emas:
-
Nicolai dev1ce Reedtz
-
Andreas Xyp9x Højsleth
-
Peter dupreeh Rasmussen
-
Lukas gla1ve Rossander
-
Emil Magisk Reif
Mereka mendominasi CSGO global. Astralis jadi tim pertama yang menjuarai 4 Major (ELEAGUE Major 2017, FACEIT Major 2018, IEM Katowice 2019, dan StarLadder Major 2019).
Strategi utilitas granat mereka bahkan jadi patokan baru di dunia CSGO. Lawan sering kesulitan menembus pertahanan rapat khas team ini.
Baca juga tentang :
- Jadwalesports – Transfer CSGO: Semua Perubahan Roster dan Rumor
- Gangguan pada Pertandingan G2 Esports vs MOUZ di CS2 Major
Inovasi di Dunia E-sport
Astralis dikenal bukan cuma soal menang, tapi juga profesionalisme. Mereka salah satu tim pertama yang memperlakukan e-sport kayak olahraga konvensional. Pemain punya pelatih fisik, psikolog, dan jadwal latihan ketat.
Pendekatan ini bikin Astralis sering disebut sebagai “tim paling profesional” di CSGO. Bahkan, organisasi lain akhirnya ikut-ikutan menerapkan sistem serupa.
Penurunan dan Tantangan
Sejak 2020, performa Astralis mulai menurun. Faktor pandemi, rotasi pemain, dan persaingan ketat bikin tim ini kesulitan. Beberapa pemain kunci hengkang, termasuk dev1ce yang pindah ke Ninjas in Pyjamas.
Yang lebih parah, Astralis gagal lolos ke lima Major berturut-turut. Padahal, pendapatan dari stiker Major adalah sumber pemasukan penting. Menurut laporan, kegagalan ini bikin mereka kehilangan sekitar $3–4 juta USD.
Isu Penjualan Organisasi
Pada 2024–2025, rumor makin kencang bahwa Astralis dalam masalah finansial. HLTV dan media Denmark melaporkan organisasi ini aktif mencari pembeli dengan nilai jual sekitar $2–3 juta USD.
Akhirnya pada 5 September 2025, Fusion Esports Group resmi mengambil alih Astralis. Direktur barunya adalah Jakob Lund Kristensen, co-founder Astralis dan BLAST, yang dulu juga memimpin Copenhagen Wolves.
Pergantian kepemilikan ini menandai babak baru buat Astralis. Banyak fans berharap langkah ini bisa bawa organisasi kembali ke masa kejayaan.
Perubahan Roster Terbaru
Selain perubahan kepemilikan, Astralis juga melakukan perombakan roster. Emil Magisk Reif kembali ke tim untuk menggantikan Martin stavn Lund yang sedang rehat.
Masuknya Magisk dianggap langkah tepat karena dia bagian dari era kejayaan Astralis. Tapi tentu saja, tantangan masih besar mengingat peta persaingan CSGO sekarang dipenuhi tim muda dengan gaya agresif.
Dampak Astralis bagi E-sport
Astralis bukan cuma tim juara, tapi ikon industri e-sport. Beberapa dampak besarnya:
-
Profesionalisasi tim → standar baru dalam manajemen pemain.
-
Brand kuat → logo Astralis dikenal luas di luar komunitas CSGO.
-
Inspirasi regional → membuka jalan bagi talenta Denmark dan Eropa Utara untuk masuk e-sports global.
Kalau dipikir-pikir, jejak Astralis di e-sport mirip dengan klub legendaris di sepak bola. Nggak selalu menang, tapi selalu dihormati.
Masa Depan
Pertanyaan besar sekarang: ke mana arah Astralis setelah diambil alih Fusion Esports Group? Ada dua kemungkinan. Pertama, mereka bisa bangkit dengan investasi baru, membangun roster kompetitif, dan kembali ke Major. Kedua, mereka bisa kesulitan adaptasi dan hanya jadi “nama besar masa lalu”.
Semua tergantung strategi manajemen baru. Kalau serius, Team E-sport yang pernah berjaya ini bisa kembali jadi kekuatan utama di CSGO 2 atau judul e-sport lainnya.
Astralis adalah salah satu kisah paling ikonik di dunia E-sport CSGO. Dari keberanian bikin organisasi independen, masa kejayaan dengan 4 gelar Major, inovasi profesional, sampai isu finansial dan penjualan, semua ada di perjalanan mereka. Dengan kepemilikan baru dan roster yang mulai dibangun kembali, team kuat punya kesempatan untuk menulis bab baru. Apakah mereka akan kembali jadi juara atau sekadar legenda masa lalu, waktu yang akan menjawab.