
Lagi On Fire di Lakers, Luka Dončić Tembus Top 500 Overwatch 2
Jadwalesports.com – Los Angeles, California – Nama Luka Dončić semakin melekat dalam benak para penggemar bola basket NBA. Performanya yang mengesankan musim ini bersama Los Angeles Lakers membuatnya menjadi salah satu kandidat kuat MVP. Namun, yang mengejutkan bukan hanya statistik double-double yang rutin ia cetak di lapangan, melainkan aktivitasnya di luar pertandingan: mengejar peringkat Top 500 di game Overwatch 2.
Ya, tidak banyak yang tahu bahwa Dončić bukan hanya seorang atlet fenomenal di dunia nyata, tapi juga seorang gamer kompetitif yang serius di dunia digital. Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama ESPN, ia mengungkapkan bahwa di sela-sela jadwal padat NBA, ia aktif bermain Overwatch 2, dan saat ini sedang berjuang mencapai ranking Top 500, tingkatan tertinggi dalam sistem peringkat game tersebut.
“Basket dan Overwatch, dua hal yang bikin gue nggak bisa tidur nyenyak—tapi dengan cara positif,” ujar Dončić sambil tertawa.
Performa ‘On Fire’ di NBA Musim Ini
Sebelum kita masuk ke dunia game, tak lengkap rasanya kalau tidak membahas sejenak bagaimana performa Luka Dončić di musim ini. Sejak keindahannya ke Lakers dari Dallas Mavericks, Dončić langsung menjadi pusat permainan tim. Di bawah bimbingan pelatih Darvin Ham, Dončić tampil konsisten dan dominan.
Dalam 58 pertandingan sejauh ini, ia mencatatkan rata-rata:
- 31,2 poin
- 9,6 assist
- 8,7 rebound
- 49% field goal
Lakers kini bertengger di posisi ke-4 klasemen Wilayah Barat dan sedang dalam tren positif menjelang playoff. Kombinasi Dončić dan LeBron James terbukti mematikan, dan chemistry yang cepat terbangun antara keduanya membuat para penggemar makin optimistis.
Namun yang membuat banyak orang terkagum adalah bagaimana Dončić tetap bisa tampil prima meskipun aktivitas gaming-nya terbilang cukup intens.
Overwatch 2: Pelarian dari Tekanan NBA
Dalam wawancara yang sama, Dončić mengaku bahwa bermain Overwatch 2 adalah caranya untuk melepas penat dan mengatur ulang mental di tengah jadwal padat NBA.
“Di NBA, kamu dituntut sempurna setiap malam. Kadang butuh sesuatu yang bikin otak lu lepas dari tekanan, dan buat gue itu Overwatch. Gue suka chaos-nya, strateginya, dan teamwork-nya.”
Dončić mengaku mulai bermain Overwatch sejak versi pertamanya, dan semakin serius sejak Overwatch 2 dirilis pada 2022. Ia bahkan memiliki setup gaming pribadi di setiap hotel saat perjalanan tandang.
Di akun Twitch pribadinya, Dončić pernah terlihat bermain sebagai Hanzo dan Cassidy, dua hero favoritnya. Namun dalam kompetisi ranked, ia cenderung memilih role support dan tank untuk mendorong winrate tim secara keseluruhan.
“Saat semua orang pengen jadi DPS, kadang lo cuma butuh seseorang yang tahu cara jadi tank yang sabar. Kadang itulah cara menang,” jelasnya.
Pengejaran Top 500: Bukan Sekadar Hobi
Untuk yang belum familiar, Top 500 di Overwatch 2 adalah level peringkat tertinggi yang hanya diisi oleh para pemain elit. Untuk mencapainya, seorang pemain harus memiliki MMR (Matchmaking Rating) sangat tinggi, menjaga win rate, dan terus aktif bermain.
Bagi Dončić, ini bukan sekadar iseng atau pengalihan. Ia benar-benar menargetkan mencapai Top 500, bahkan menyebutnya sebagai “tantangan pribadi” di luar basket.
“Gue udah di Diamond bulan lalu, sekarang udah masuk Master. Target gue masuk Top 500 pas regular season selesai. Kalau bisa playoff + Top 500, itu achievement tertinggi di dua dunia,” ucapnya sambil tertawa.
Dončić bahkan dikabarkan membentuk skuad kecil berisi sesama atlet NBA dan streamer esports untuk sesi push ranking setiap malam.
Reaksi dari Komunitas dan Sesama Pemain
Tak sedikit komunitas Overwatch dan NBA yang memberikan respons positif terhadap sisi “gamer serius” Dončić ini. Di forum Reddit dan Discord Overwatch, banyak yang membahas nickname gamenya dan bahkan berusaha mencari tahu apakah mereka pernah satu tim dengan sang bintang NBA.
Bahkan beberapa pro player Overwatch seperti Jay “Sinatraa” Won dan Dafran mengaku pernah melihat gameplay Dončić dan memuji awareness serta positioning-nya dalam permainan.
Di sisi lain, rekan satu timnya di Lakers, Austin Reaves, juga ikut menanggapi dengan santai.
“Lucu sih, kadang kita abis latihan, dia langsung cabut. Gue pikir ke gym lagi, eh ternyata nge-push rank Overwatch. Tapi dia masih nge-drop 30 poin per game, jadi siapa yang mau protes?”
Seimbang Antara Fokus dan Hiburan
Aktivitas gaming Dončić ini sebenarnya bukan hal baru di kalangan atlet elite. Banyak pemain NBA, NFL, hingga F1 yang menjadikan video game sebagai bentuk relaksasi. Namun, yang membedakan Dončić adalah dedikasinya—ia tidak sekadar bermain, tapi mengejar posisi elit.
Hal ini menunjukkan kemampuannya mengatur waktu dan fokus di dua dunia yang sangat berbeda. Menurut pelatih Lakers, Darvin Ham, aktivitas gaming Dončić tidak pernah mengganggu performa atau komitmennya terhadap tim.
“Dia sangat profesional. Selama latihan dan pertandingan, dia total. Kalau di luar lapangan dia mau main game, nonton film, atau ngopi sampai jam 2 pagi, itu haknya. Yang penting, dia selalu siap saat dibutuhkan,” jelas Ham.
Overwatch 2 dan Dunia Atlet Esports
Menariknya, keterlibatan Dončić dalam Overwatch juga membuka diskusi soal hubungan antara atlet profesional dan dunia esports. Banyak yang mulai menyadari bahwa esports bukan sekadar hiburan remaja, tapi bentuk kompetisi serius yang menuntut strategi, refleks, dan kerja tim—hal yang juga menjadi nilai inti dalam olahraga konvensional.
Dončić sendiri mengakui bahwa banyak nilai dari Overwatch yang bisa ia terapkan di lapangan basket.
“Gue belajar soal komunikasi, positioning, dan pengambilan keputusan cepat dari main Overwatch. Kadang keputusan lo sebagai tank itu mirip kayak main point guard—lu yang buka ruang, lu yang atur ritme.”
Kehidupan Modern Atlet: Digital dan Dinamis
Fenomena seperti Dončić ini adalah contoh nyata dari kehidupan atlet modern. Mereka tidak lagi hidup dalam kotak tradisional yang hanya berisi latihan dan pertandingan. Dunia digital—game, media sosial, hingga streaming—telah menjadi bagian dari keseharian mereka.
Luka Dončić bukan hanya seorang bintang NBA, tapi juga representasi generasi baru atlet: kompetitif di lapangan, otentik di luar lapangan, dan terhubung erat dengan komunitas online.
Baca Juga :
- Blaz, Pro Player 15 Tahun, Jadi Runner-Up di Capcom Cup 11
- Hasil MPL ID S15: RRQ & EVOS Kokoh di Puncak
MVP di Dua Arena?
Dengan performa yang konsisten di lapangan dan tekad mengejar posisi Top 500 di Overwatch 2, Luka Dončić menunjukkan bahwa komitmen terhadap sesuatu tidak harus terbatas pada satu bidang saja. Dalam dunia di mana tekanan profesional begitu besar, menemukan pelarian yang sehat seperti gaming bisa menjadi elemen penting dalam menjaga keseimbangan hidup.
Dončić membuktikan bahwa menjadi MVP tak harus selalu soal angka dan trofi. Kadang, menjadi panutan adalah soal menunjukkan bahwa kerja keras, konsistensi, dan passion bisa berjalan berdampingan, bahkan di dunia yang tampaknya tidak berhubungan seperti NBA dan esports.
Dan siapa tahu, saat Final NBA digelar, kita bisa menyaksikan Luka Dončić mencetak 35 poin di malam hari, lalu beberapa jam kemudian… muncul di leaderboard Top 500 Overwatch 2.