Street Fighter: Franchise Tua yang Nggak Pernah Benar-Benar Mati

jadwalesports.com – Kalau ada satu nama yang hampir semua gamer kenal, bahkan yang jarang main game sekalipun, jawabannya sering jatuh ke Street Fighter. Bukan cuma karena gamenya, tapi karena pengaruhnya yang terlalu besar untuk diabaikan.

Street Fighter bukan sekadar game fighting. Ia adalah budaya. Dari arcade gelap pinggir jalan sampai panggung esports dunia, namanya terus hidup lintas generasi.

Dan sekarang, hype itu kembali naik.

Awal Mula: Dari Arcade ke Ikon Global

Street Fighter pertama kali muncul akhir 1980-an. Tapi titik ledaknya datang saat Street Fighter II dirilis. Game ini mengubah segalanya.

  • sistem combo

  • karakter dengan gaya bertarung unik

  • rivalitas klasik seperti Ryu vs Ken

  • jurus ikonik seperti Hadouken dan Shoryuken

Arcade penuh. Antrian panjang. Dan sejak itu, genre fighting punya standar baru.

Street Fighter tidak cuma menciptakan game. Ia menciptakan bahasa baru dalam dunia game.

Karakter yang Lebih Besar dari Game-nya

Street Fighter punya keunggulan yang jarang dimiliki franchise lain: karakter yang ikonik.

Ryu bukan sekadar petarung, tapi simbol disiplin.
Ken adalah cermin ambisi.
Chun-Li jadi ikon perempuan kuat di game.
M. Bison mewakili sisi gelap kekuasaan.

Bahkan orang yang nggak pernah main Street Fighter tetap bisa mengenali wajah dan jurus mereka. Itu tanda franchise besar.

Street Fighter di Era Modern: Masih Relevan?

Jawaban singkatnya: iya.

Lewat Street Fighter V dan kemudian Street Fighter 6, Capcom berhasil membawa seri ini ke era modern tanpa membuang akarnya. Visual lebih segar, sistem lebih ramah pemain baru, tapi tetap kompetitif untuk pemain lama.

Street Fighter 6 khususnya dipuji karena:

  • gameplay solid

  • mode single-player yang lebih hidup

  • scene esports yang kembali bergairah

Ini bukti bahwa Street Fighter bukan nostalgia kosong.

Street Fighter dan Dunia Film: Kesempatan Kedua?

Street Fighter memang punya sejarah film yang… campur aduk. Adaptasi lama sering dianggap gagal menangkap jiwa gamenya.

Tapi situasi sekarang berbeda.

Teaser film Street Fighter terbaru yang diperlihatkan di event besar seperti The Game Awards langsung bikin heboh. Nama-nama besar, pendekatan lebih serius, dan kesan bahwa film ini akhirnya ingin menghormati sumber aslinya, bukan sekadar tempelan nama.

Fans sekarang lebih optimis, meski tetap waspada.

Kenapa Street Fighter Masih Menarik di 2025 dan Seterusnya?

Karena Street Fighter paham satu hal penting:
evolusi tanpa kehilangan identitas.

  • Mekanik inti tetap ada

  • Karakter tetap dikenali

  • Tapi presentasi dan pendekatan terus disesuaikan

Di tengah game modern yang makin kompleks, Street Fighter tetap punya kejelasan: dua petarung, satu arena, skill yang menentukan.

Sederhana di luar. Dalam di praktik.

Street Fighter di Esports: Rumah Sejati-nya

Kalau ada tempat di mana Street Fighter benar-benar hidup, itu di kompetisi.

Turnamen seperti EVO menjadikan Street Fighter bukan cuma game, tapi olahraga mental. Reaksi cepat, membaca lawan, adaptasi strategi—semua terjadi dalam hitungan detik.

Street Fighter bukan soal button mash. Ia soal kontrol diri.

Street Fighter adalah contoh langka franchise yang berhasil bertahan tanpa kehilangan jati diri. Dari arcade, konsol, esports, sampai film layar lebar, namanya terus relevan.

Dan melihat arah terbarunya, satu hal jelas:
Street Fighter belum selesai.

Mungkin justru sedang masuk babak baru.