• Best Gaming Esports
Capcom Cup 11

Blaz, Pro Player 15 Tahun, Jadi Runner-Up di Capcom Cup 11

Jadwalesports.com – Dalam dunia esports yang penuh persaingan ketat, terutama dalam genre fighting game seperti Street Fighter 6, hanya sedikit yang mampu mencuri perhatian dunia dalam waktu singkat. Namun tahun ini, panggung Capcom Cup 11 menjadi saksi munculnya bintang muda yang luar biasa: Blaz, seorang pemain profesional Street Fighter 6 berusia 15 tahun, yang sukses mengejutkan dunia dengan menembus grand final dan menjadi runner-up di turnamen paling bergengsi Capcom tersebut.

 

Di usia yang bahkan belum menginjak dewasa, Blaz berhasil mengalahkan beberapa nama besar dalam scene kompetitif, menunjukkan kedewasaan strategi, ketajaman refleks, serta mental baja yang tak biasa dimiliki oleh pemain seusianya. Penampilannya bukan hanya mengundang decak kagum, tetapi juga mengubah cara dunia memandang batasan usia dalam kompetisi esports profesional.

Capcom Cup 11
jadwalesports.com

Dari Anak Biasa Jadi Legenda Muda

Blaz, nama panggung dari Blaze Tanaka, adalah pemain muda asal Amerika Serikat keturunan Jepang yang telah mencuri perhatian sejak beberapa bulan terakhir melalui performanya di turnamen-turnamen online. Namun tak banyak yang menyangka bahwa ia bisa melangkah sejauh ini di Capcom Cup, ajang tahunan yang mempertemukan pemain-pemain terbaik dunia dalam format intens penuh tekanan.

 

Capcom Cup 11 diadakan di Los Angeles dengan total hadiah mencapai $1 juta, dan mempertemukan 48 pemain dari seluruh dunia. Kebanyakan adalah veteran dan profesional yang telah bertahun-tahun mengasah kemampuannya di panggung internasional. Namun Blaz, dengan gaya bermain khas remaja masa kini—berani, cepat, dan penuh improvisasi—berhasil mencuri spotlight.

 

Perjalanan Menuju Grand Final

Blaz memulai perjalanannya di Capcom Cup 11 dari babak grup yang sulit, tergabung bersama beberapa pemain top seperti Punk, Problem X, dan Kawano. Meski sempat kalah sekali di fase grup, ia lolos ke babak bracket utama dan mulai menunjukkan kelasnya.

 

Highlight Perjalanan Blaz:

16 Besar: Mengalahkan Tokido (Juara Evo 2017) dalam pertandingan ketat 3-2, menunjukkan kesabaran dan kemampuan membaca lawan yang luar biasa.

 

Perempat Final: Menghentikan laju AngryBird (Juara Evo 2023) dengan skor meyakinkan 3-1. Momen ini menjadi viral karena Blaz berhasil melakukan comeback di round terakhir dengan hanya 5% HP tersisa.

 

Semi Final: Menghadapi Big Bird dalam duel mirroring karakter (Luke vs Luke), Blaz menang dramatis 3-2 dalam pertarungan refleks dan spacing yang nyaris sempurna.

 

Blaz pun melaju ke Grand Final melawan MenaRD, pemain asal Republik Dominika yang sudah dua kali menjadi juara Capcom Cup dan dikenal sebagai salah satu street-smart player terbaik di dunia.

 

Grand Final: Duel Ketat Antar Generasi

Pertandingan final antara Blaz dan MenaRD menjadi salah satu laga terbaik sepanjang sejarah Capcom Cup. Ini adalah duel antar dua generasi: veteran berpengalaman melawan anak ajaib. Ribuan penonton di venue dan jutaan penonton online menyaksikan pertarungan epik ini.

 

MenaRD, yang bermain dengan karakter Blanka, memanfaatkan pengalaman dan permainan mind game yang matang. Di sisi lain tetap tenang dengan karakter Luke-nya, menunjukkan combo presisi dan pressure di corner yang mematikan.

 

Skor akhir 3-2 untuk kemenangan MenaRD, namun Blaz memberikan perlawanan luar biasa hingga pertandingan terakhir. Bahkan, di match penentu, kedua pemain sama-sama berada di kondisi critical HP dengan waktu tersisa kurang dari 10 detik—sebuah momen yang akan dikenang lama oleh komunitas Street Fighter.

 

Statistika Kunci Blaz di Capcom Cup 11

Usia: 15 tahun

 

Karakter utama: Luke

 

Rasio kemenangan: 83% (10 kemenangan, 2 kekalahan)

 

Total round comeback: 7

 

Jumlah perfect round: 3

 

Teknik unggulan: High-pressure corner mix-up, Fast whiff punish, Late throw tech bait

 

Meskipun kalah di final, performa membuktikan bahwa skill dan pemahaman game tidak selalu ditentukan oleh usia. Ia membaca situasi dengan cepat, punya decision-making tajam, dan mampu melakukan adjustment selama pertandingan dengan tingkat akurasi seperti pemain profesional veteran.

 

Komunitas dan Pro Player Terpukau

Setelah pertandingan final, komunitas Fighting Game Community (FGC) langsung meledak dengan pujian untuk Blaz. Di Twitter/X, banyak pemain legendaris memberikan komentar positif.

 

Daigo Umehara: “What I see in Blaz is the future of fighting games. Calm, composed, and so talented at such a young age. Remarkable.”

 

Justin Wong: “I got chills watching that kid play. Blaz is special. He’s not a prodigy. He’s already elite.”

 

Sajam (caster FGC): “This kid’s reactions, spacing, and adaptation level… are unreal. We’re witnessing something rare.”

 

Bahkan Capcom sendiri melalui akun resmi memberikan ucapan selamat:

 

“Runner-Up at 15 years old. Blaz, you made history today.”

 

Mentalitas Baja dan Kedewasaan di Luar Dugaan

Salah satu hal paling mencolok dari Blaz adalah kedewasaannya dalam menghadapi tekanan. Dalam berbagai wawancara setelah pertandingan, ia tidak terlihat emosional berlebihan meskipun kalah di final. Ia mengucapkan selamat kepada MenaRD dengan senyuman dan menjawab semua pertanyaan media dengan sikap tenang dan hormat.

 

Saat ditanya tentang perasaannya, Blaz berkata:

 

“Saya datang ke Capcom Cup untuk belajar. Bisa sampai Grand Final itu bonus. Saya belajar banyak dari para legenda dan akan kembali lebih kuat. Tahun depan, saya targetkan juara.”

 

Sikap ini membuatnya semakin dikagumi, bukan hanya sebagai pemain muda berbakat, tapi juga sebagai duta masa depan komunitas kompetitif yang dewasa dan rendah hati.

 

Inspirasi Bagi Generasi Baru

Kisah Blaz memberi harapan dan inspirasi besar bagi generasi muda di seluruh dunia yang bermimpi menjadi pemain esports profesional. Dalam dunia yang kadang dipenuhi stereotip soal “usia dan pengalaman” membuktikan bahwa dedikasi, latihan keras, dan kecintaan pada game bisa mengantarkan siapa saja menuju panggung dunia.

 

Komunitas FGC, yang dikenal sebagai komunitas inklusif dan suportif, juga menyambut baik kehadiran Blaz. Banyak turnamen lokal kini mulai membuka jalur khusus pemain muda untuk mengikuti kompetisi dan menumbuhkan bibit-bibit unggul baru.

Baca Juga :

Apa Selanjutnya untuk Blaz?

Dengan pencapaian runner-up di Capcom Cup 11 kini menjadi salah satu pemain paling dicari oleh sponsor dan tim profesional. Beberapa organisasi besar dikabarkan sudah mendekatinya, termasuk dari Asia dan Eropa.

 

Belum ada pengumuman resmi soal tim baru, namun menyatakan ia akan tetap fokus belajar dan menjaga konsistensi latihan, sambil tetap mengikuti pendidikan regulernya.

 

“Sekolah tetap nomor satu. Tapi saya juga akan latihan 3-4 jam sehari. Saya ingin jadi yang terbaik di dunia,” ujar Blaz dalam sesi wawancara Twitch.

 

 Blaz Bukan Sekadar Prodigy—Ia Masa Depan

Capcom Cup 11 telah menciptakan cerita tak terlupakan, dan nama Blaz akan dikenang sebagai simbol awal era baru dalam dunia fighting games. Di usia 15 tahun, ia sudah membuktikan bahwa batasan usia hanya angka. Dengan teknik kelas dunia, mental juara, dan kepribadian dewasa bukan hanya sebuah kejutan—ia adalah masa depan Street Fighter.

 

Kini komunitas FGC tak sabar menanti kiprah selanjutnya dari remaja ajaib ini. Akankah menjadi juara Capcom Cup tahun depan? Waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal sudah pasti—Blaz telah menyalakan api baru dalam dunia esports fighting game.