• Best Gaming Esports

Riot Games Skors Pelatih Global Esports Juv3nile Selama Setahun!

Jadwalesports.com –  Kabar mengejutkan datang dari dunia esports Valorant. Riot Games resmi mengumumkan bahwa mereka menjatuhkan sanksi skors satu tahun kepada pelatih tim Global Esports, Peter “Juv3nile” Schwab. Keputusan ini langsung mengguncang komunitas Valorant, khususnya di kawasan Asia Pasifik, di mana Global Esports menjadi salah satu tim papan atas yang berkompetisi di VCT (Valorant Champions Tour).

 

Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa Riot mengambil keputusan sekeras ini? Dan apa dampaknya untuk Global Esports ke depan? Berikut pembahasannya secara mendalam.

 

Kronologi Kasus Juv3nile

 

Semuanya bermula dari penyelidikan internal yang dilakukan Riot Games terhadap beberapa laporan perilaku tidak pantas dari anggota staf organisasi esports.

 

Menurut pernyataan resmi Riot, Juv3nile dikatakan melanggar Global Competition Policy, khususnya dalam bagian yang mengatur tentang perlakuan profesional terhadap pemain dan rekan kerja.

 

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Juv3nile melakukan:

 

  • Perilaku verbal yang kasar terhadap pemain selama sesi latihan dan pertandingan.
  • Tekanan emosional berlebihan yang dinilai tidak sesuai dengan standar profesional di ekosistem VCT.
  • Pelanggaran etika komunikasi, termasuk komentar yang dianggap melecehkan secara emosional.
  • Riot menekankan bahwa keputusan ini diambil setelah “investigasi menyeluruh, termasuk wawancara dengan saksi-saksi terkait dan pemeriksaan bukti dokumenter.”
  • Hasil akhirnya: skors selama satu tahun penuh dari semua turnamen resmi Valorant di bawah Riot Games, efektif mulai Mei 2025 hingga Mei 2026.

 

Pernyataan Resmi Riot Games

 

Dalam pernyataannya, Riot Games menyebut:

 

“Riot Games berkomitmen untuk menjaga integritas, keamanan, dan kenyamanan semua partisipan dalam ekosistem kompetitif kami. Tindakan Juv3nile tidak sejalan dengan nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, kami menjatuhkan larangan satu tahun terhadap partisipasinya dalam seluruh kompetisi resmi Valorant.”

 

Pernyataan ini mempertegas bahwa Riot Games tidak main-main dalam menjaga kultur profesionalisme di ranah mereka, sesuatu yang semakin mendapat sorotan dalam beberapa tahun terakhir.

 

Reaksi dari Global Esports

 

Global Esports merilis pernyataan resmi tak lama setelah pengumuman dari Riot.

 

Dalam pernyataan tersebut, CEO Global Esports, Rushindra Sinha, menyatakan:

 

“Kami menghormati keputusan Riot Games dan akan mematuhi semua kebijakan yang berlaku. Global Esports selalu mengedepankan lingkungan yang sehat dan profesional untuk semua pemain dan staf kami. Kami sedang melakukan evaluasi internal dan akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang.”

 

Organisasi juga menambahkan bahwa mereka akan menunjuk pelatih interim untuk mengisi posisi Juv3nile dalam waktu dekat, sambil mempertimbangkan opsi jangka panjang untuk musim berikutnya.

 

Dampak Besar untuk Global Esports

 

Skors satu tahun untuk pelatih utama jelas menjadi pukulan berat bagi Global Esports, terutama di tengah persaingan ketat di VCT Pacific League.

 

  1. Kehilangan Pemimpin Strategi

Sebagai pelatih utama, Juv3nile bertanggung jawab atas banyak aspek strategi tim: mulai dari drafting agent, pengaturan eksekusi serangan, hingga adaptasi in-game. Kehilangan figur sentral ini berarti Global Esports harus cepat menemukan sosok yang bisa mengambil alih tugas-tugas tersebut dengan kualitas setara.

 

  1. Gangguan Moralitas Tim

Tidak dapat dipungkiri, situasi ini bisa berdampak pada moralitas pemain. Tim yang sedang berjuang untuk lolos ke playoff kini harus beradaptasi dengan struktur baru di tengah musim yang krusial.

 

  1. Perubahan Gaya Bermain

Setiap pelatih punya gaya unik. Pelatih interim tentu membawa pendekatan berbeda — baik dalam metode latihan maupun eksekusi taktis. Perubahan mendadak ini bisa membuat performa tim tidak stabil dalam beberapa pekan ke depan.

 

Siapa Juv3nile?

Peter “Juv3nile” Schwab dikenal sebagai sosok pelatih muda berbakat yang sebelumnya berkarier di kancah Valorant Amerika Utara. Ia sempat menangani beberapa tim Tier-2 sebelum akhirnya bergabung dengan Global Esports untuk proyek VCT Pacific.

 

Di bawah arahannya, Global Esports menunjukkan peningkatan performa — bahkan sempat membuat kejutan dengan mengalahkan beberapa tim favorit seperti ZETA Division dan Paper Rex di beberapa laga penting.

 

Banyak fans yang melihat Juv3nile sebagai bagian dari “masa depan” Global Esports. Karena itulah, skors ini terasa seperti kehilangan yang sangat besar, bukan hanya untuk saat ini, tapi juga untuk rencana jangka panjang tim.

 

Komentar dari Komunitas

 

Reaksi dari komunitas Valorant cukup beragam:

 

  • Dukungan terhadap Keputusan Riot: Banyak yang memuji ketegasan Riot menjaga ekosistem kompetitif tetap sehat, dan tidak memberikan toleransi terhadap perilaku tidak profesional.
  • Simpatik terhadap Global Esports: Fans menyadari bahwa tim juga menjadi korban situasi ini, dan mendukung para pemain untuk tetap fokus berjuang.
  • Diskusi tentang Standar Pelatih: Ada diskusi luas tentang bagaimana dunia esports harus lebih memperhatikan standar perilaku pelatih, sama seperti perhatian terhadap perilaku pemain.
  • Beberapa pro player dan analis ternama juga mengomentari kasus ini di media sosial, dengan mayoritas menekankan pentingnya membangun lingkungan yang mendukung perkembangan pemain, bukan yang merusak.

 

Apa Langkah Selanjutnya untuk Global Esports?

 

Untuk jangka pendek, Global Esports dikabarkan akan menunjukkan Coach Evilmind, yang sebelumnya menjadi asisten pelatih, sebagai pelatih interim.

 

Selain itu, organisasi ini kemungkinan besar akan membuka pencarian pelatih baru untuk musim kompetisi 2026, tergantung dari hasil dan adaptasi tim di bawah pelatih sementara.

 

Mereka juga berencana melakukan workshop internal tentang etika profesional dan komunikasi untuk semua staf dan pemain, sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap reformasi budaya tim.

 

Refleksi Lebih Besar: Dunia Esports Menuju Profesionalisme Lebih Tinggi

 

Kasus Juv3nile ini adalah bagian dari tren yang lebih besar: dunia esports kini semakin serius dalam mengatur perilaku di balik layar.

 

Jika dulu sering dianggap “liar” dan “bebas aturan”, kini organisasi, publisher, dan komunitas menuntut standar profesionalisme yang lebih tinggi — setara dengan industri olahraga tradisional.

Baca juga :

Hal ini mencakup:

 

  • Kode etik komunikasi pelatih-pemain.
  • Standar perlakuan terhadap rekan kerja.
  • Pentingnya menciptakan ruang latihan yang aman dan mendukung.

 

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia kompetitif mana pun, kehebatan taktik saja tidak cukup — karakter dan integritas juga sama pentingnya.

 

Riot Games mengambil keputusan tegas dengan menjatuhkan skors satu tahun kepada Juv3nile, pelatih Global Esports, karena perilaku tidak profesional terhadap pemain.

 

Meskipun keputusan ini pahit bagi Global Esports, itu sekaligus menunjukkan bahwa industri sedang bergerak ke arah yang lebih dewasa dan bertanggung jawab. Bagi Global Esports, tantangan besar menanti: menjaga performa di tengah badai dan membangun kembali fondasi yang lebih kuat.

 

Untuk komunitas Valorant, ini adalah momen penting — momen untuk mengingatkan semua orang bahwa di balik kemenangan dan trofi, ada nilai-nilai fundamental yang harus dijaga.

 

Global Esports mungkin kehilangan pelatih, tapi mereka belum kehilangan harapan.

Dan mungkin, dari badai ini, mereka akan keluar lebih kuat dari sebelumnya.