• Best Gaming Esports
Coach Age

Coach Age Terang-terangan Kritik Pemain EVOS, “Mereka Mentalnya Jelek!”

jadwalesports – Dalam dunia esports, performa mental pemain sering kali menjadi faktor penentu dalam pertandingan, sama pentingnya dengan keterampilan mekanik dan strategi. Baru-baru ini, pelatih tim EVOS Legends, Coach Age, secara terang-terangan mengkritik mentalitas para pemainnya setelah serangkaian performa buruk di turnamen Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID). Menurutnya, masalah terbesar yang dihadapi oleh tim EVOS bukan hanya soal kemampuan permainan, melainkan mentalitas para pemain yang dianggap “jelek.”

Pernyataan ini mengejutkan banyak penggemar dan pengamat esports, terutama mengingat EVOS adalah salah satu tim terbesar dan paling sukses di Indonesia. Namun, komentar Coach Age ini bukan hanya kritik biasa; ini adalah cerminan dari masalah mendalam yang sering diabaikan dalam dunia esports: pentingnya mentalitas juara dalam menghadapi tekanan. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dalam apa yang dimaksud oleh Coach Age, bagaimana mentalitas mempengaruhi performa pemain esports, dan bagaimana EVOS bisa belajar dari situasi ini untuk bangkit kembali.

Coach Age
Coach Age

Siapa Coach Age?

Coach Age, yang memiliki nama asli Bjorn Ong, adalah salah satu pelatih yang paling dihormati dalam skena Mobile Legends. Sebelum bergabung dengan EVOS Legends, ia pernah menangani beberapa tim besar di Asia Tenggara dan dikenal sebagai sosok yang tegas dalam hal kedisiplinan dan pengembangan mental pemain. Pengalamannya sebagai pelatih di berbagai liga membuatnya memiliki perspektif yang mendalam tentang pentingnya mentalitas dalam membangun tim yang sukses.

 

Dalam karirnya, Age telah mengantar tim-tim asuhannya mencapai prestasi di turnamen-turnamen besar, dan ia juga dikenal sebagai pelatih yang mampu mengeluarkan potensi terbaik dari setiap pemain. Oleh karena itu, ketika ia secara terbuka mengkritik mentalitas para pemain EVOS, banyak yang merasa bahwa ini bukan sekadar emosi sesaat, melainkan bentuk perhatian serius terhadap kondisi tim EVOS.

 

EVOS Legends: Tim Besar dengan Harapan Tinggi

EVOS Legends adalah salah satu tim esports terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara. Mereka telah memenangkan berbagai turnamen besar, termasuk MPL ID dan Kejuaraan Dunia Mobile Legends (M1). Tim EVOS memiliki basis penggemar yang sangat besar dan selalu berada di bawah sorotan publik.

Namun, meski memiliki sejarah kesuksesan, EVOS belakangan ini kesulitan untuk tampil konsisten di MPL ID. Performa mereka tidak sejalan dengan ekspektasi, dengan beberapa kekalahan yang dianggap mengejutkan, bahkan melawan tim-tim yang di atas kertas lebih lemah. Hal ini memicu spekulasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik layar.

Kritikan Coach Age terkait mentalitas pemain tampaknya menjadi salah satu penjelasan atas penurunan performa EVOS. Para penggemar, yang selama ini mendukung penuh tim kesayangan mereka, mulai mempertanyakan apakah para pemain mampu menghadapi tekanan yang datang dari harapan yang begitu tinggi. Dalam dunia esports, di mana performa mental sangat penting, kehilangan kepercayaan diri atau kegagalan dalam mengelola tekanan bisa berdampak besar pada hasil pertandingan.

 

Apa yang Dimaksud dengan “Mentalitas Jelek”?

Ketika Coach Age menyebut bahwa mentalitas pemain EVOS “jelek,” ia mengacu pada kurangnya daya tahan mental atau ketangguhan emosional yang dibutuhkan untuk bersaing di level tertinggi. Mentalitas juara bukan hanya tentang kemampuan bermain game dengan baik, tetapi juga tentang bagaimana seorang pemain menghadapi tekanan, menangani kekalahan, dan menjaga fokus di bawah situasi sulit.

Dalam konteks esports, beberapa aspek mentalitas yang penting meliputi:

Ketangguhan Mental: Pemain harus mampu bangkit dari kekalahan, tidak mudah menyerah, dan tetap fokus pada tujuan akhir meskipun dalam situasi sulit.

Kemampuan Mengelola Tekanan: Pemain di tim besar seperti EVOS berada di bawah tekanan konstan, baik dari penggemar, media, maupun manajemen tim. Mampu tampil baik di bawah tekanan ini adalah kunci sukses.

Kerja Sama Tim: Mentalitas yang baik juga berarti mampu bekerja sama dengan rekan setim, tidak mudah terprovokasi, dan menjaga harmoni di dalam tim meskipun ada perbedaan pendapat atau situasi sulit di lapangan.

Pengendalian Emosi: Pemain esports seringkali menghadapi situasi yang membuat frustasi, baik karena permainan lawan yang agresif, kesalahan pribadi, atau keputusan buruk dalam permainan. Mengendalikan emosi dalam situasi ini adalah aspek penting dari mentalitas yang kuat.

Coach Age tampaknya merasa bahwa para pemain EVOS saat ini gagal menunjukkan mentalitas ini. Mereka mungkin memiliki kemampuan mekanik yang hebat, tetapi tanpa mentalitas yang tepat, mereka tidak akan mampu bersaing di level tertinggi.

Baca Juga:

Penyebab Menurunnya Mentalitas Pemain

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan menurunnya mentalitas pemain esports. Dalam kasus EVOS, beberapa kemungkinan penyebabnya bisa meliputi:

Tekanan Berlebihan: Sebagai salah satu tim terbesar di Indonesia, ekspektasi terhadap EVOS selalu tinggi. Pemain harus selalu tampil maksimal, dan jika gagal, kritik dari media, penggemar, dan manajemen bisa sangat tajam. Tekanan ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa membuat pemain kehilangan kepercayaan diri.

Kurangnya Konsistensi Pelatih: Pergantian pelatih yang sering atau perubahan strategi yang terlalu drastis juga bisa mempengaruhi mentalitas pemain. Ketika pemain merasa tidak ada stabilitas dalam pendekatan taktis atau komunikasi dari staf kepelatihan, mereka mungkin mulai merasa ragu tentang arah yang mereka ambil.

Masalah Internal Tim: Konflik di dalam tim, baik yang bersifat pribadi atau profesional, juga bisa berdampak besar pada mentalitas pemain. Ketika kerja sama tim terganggu, pemain cenderung bermain lebih individualistis, yang bisa merusak dinamika tim secara keseluruhan.

Kehilangan Motivasi: Setelah meraih kesuksesan besar, beberapa pemain mungkin kehilangan motivasi untuk terus bekerja keras. Mereka merasa bahwa mereka telah mencapai puncak dan kesulitan menemukan alasan untuk tetap berjuang. Ini bisa terjadi di tim seperti EVOS yang sudah memenangkan berbagai gelar besar.